Friday, August 22, 2008

Kerajaan Allah

"Carilah dahulu KERAJAAN ALLAH ..." Tuhan Yesus berkali-kali bicara tentang kerajaan Allah ini dalam keempat kitab Injil. Kalau kita baca, akan kita temukan bahwa konsentrasi pembicaraan Tuhan Yesus selama 3 tahun pelayananNya di dunia ini adalah tentang kerajaan Allah tersebut.

Apakah kerajaan Allah sekarang ini sudah ada di antara kita? Belum.

Pada waktu Ia datang secara fisik kedua kali, maka Kerajaan Allah pun datang seperti yang dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Lama dan para penulis Perjanjian Baru sampai kitab Wahyu.

Tuhan Yesus dalam Lukas 17:21 berkata, "Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Perhatikan bahwa Tuhan tidak berkata, " ... Kerajaan Allah ada di dalam kamu." Sebab bukan di dalam kita, melainkan Yesus Kristus yang saat itu berdiri bersama mereka, Dia itulah Kerajaan Allah.

Yesus sekarang sudah diangkat ke surga dan ditetapkan sebagai Raja segala Raja sehingga dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di bumi, di atas bumi dan di bawah bumi (Filipi 2:9-11). Saat ini semua lidah belum mengaku bahwa Dia Tuhan. Tetapi suatu hari nanti ketika Ia datang, hal itu akan terjadi.

"Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." 2 Petrus 3:9. Yaitu semua orang yang sudah ditetapkanNya dari semula untuk menjadi milik Tuhan. Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang berseru kepada nama Tuhan Yesus untuk diselamatkan? Apakah Anda memiliki hubungan pribadi dengan Kristus? Kalau ya, Anda adalah milik Tuhan.

Jadi kita harus menjadikan Kerajaan Allah sebagai prioritas dan pusat hidup kita.

Tuesday, August 12, 2008

In essentials, unity. In non-essentials, liberty. In all things, charity.


In essentials, unity. In non-essentials, liberty. In all things, charity.
Augustine

Aurelius Agustinus (lebih dikenal dengan St Augustine) adalah uskup kota Hippo di Afrika pada tahun 395 Masehi. Ia menulis banyak buku tentang iman Kristen yang benar untuk melawan banyaknya ajaran sesat di jamannya. Dua bukunya yang dianggap paling penting adalah City of God dan the Confessions.

Kutipan di atas "In essentials, unity. In non-essentials, liberty. In all things, charity." bisa diterjemahkan bebas demikian:
"Dalam hal-hal yang mendasar, bersatu. Dalam hal-hal yang tidak mendasar, bebas. Dalam segala hal, dermawan."
(bila ada yang punya terjemahan lebih tepat, atau pernah membaca di buku bhs indonesia, harap komen, ya, untuk memperkaya)

Sejak gereja mula-mula di abad pertama sekalipun, yaitu pada jaman Para Rasul, kontroversi marak di antara umat Kristen. Gereja senantiasa diserang oleh ajaran sesat, nabi palsu, dan lain-lain.

Banyak orang yang fondasi imannya tidak kuat di dalam ajaran para nabi dan para rasul (Alkitab) disesatkan. Tetapi seperti kata Tuhan Yesus sendiri, "Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga." (Matius 24:24). "sekiranya mungkin", tetapi puji Tuhan, tidak mungkin, karena, "Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman." (Yohanes 6:39).

Doktrin Alkitab (tentang Allah TriTunggal, tentang keTuhanan Yesus, tentang kebangkitan orang mati, tentang pekerjaan Roh Kudus, dan lain-lain) adalah hal-hal mendasar. Dalam hal ini kita tidak boleh kompromi. Contoh: Kita tidak bisa membiarkan pemimpin di dalam gereja yang mengajarkan tentang semua agama menuju kepada keselamatan, melainkan kita harus menantangnya dengan lemah lembut dan ketegasan. Alkitab menyatakan bahwa tidak ada nama lain di kolong langit yang olehnya kita bisa diselamatkan, selain Yesus Kristus. Tidak bisa demi persatuan kita membiarkan ajaran sesat masuk ke gereja kita.

Tetapi mengenai hal-hal yang tidak mendasar, yaitu hal-hal yang Alkitab tidak dengan tegas menyebutkan, seperti baptis selam atau percik, boleh nonton film atau tidak, dan lain-lain, itu bebas. Dengan kata lain, boleh berbeda. Kita perlu punya sikap "Agree to disagree".

Akhirnya, dalam segala hal, kita tidak perlu berkelahi. Kita harus melakukan semuanya di dalam kasih. Dermawan berarti harus penuh kasih, saling memberi, saling membangun demi kebaikan bersama. Tetapi ini bukan berarti mengurangi ketegasan kita dalam membela doktrin-doktrin mendasar yang memang harus kita pegang.

Inilah makna dari ungkapan di atas yang layak diingat dalam hidup kita sehari-hari bergereja dan melayani.