Thursday, January 8, 2009

KJV, NIV, atau ESV?

Alkitab Ibrani dari abad ke-11 dalam bahasa Aram Targum

KJV = King James Version; NIV = New International Version; ESV = English Standard Version
Umat kristen dunia abad ke-20 terberkati dengan banyaknya versi terjemahan Alkitab. Sayangnya ada orang-orang yang ngotot dengan satu terjemahan saja, dan mengecam terjemahan lain, sehingga terjadi perpecahan di antara umat Tuhan. Padahal perbedaan antara terjemahan telah disepakati para scholars Alkitab sebagai tidak prinsipil, sehingga tidak perlu dijadikan ajang perkelahian (lihat blog entry In essentials unity, in non-essentials liberty, in all things charity di bawah topik Augustine).

Pertama-tama kita harus sadari bahwa Alkitab yang bisa kita baca saat ini semuanya hanyalah terjemahan. Bahasa asli yang digunakan untuk Perjanjian Lama adalah Aramaic dan Ibrani kuno yang sekarang tidak lagi dipakai. Dalam kitab-kitab Perjanjian Baru para penulisnya menggunakan bahasa Yunani, karena pada abad pertama para penulis dan pembacanya akrab dengan bahasa tersebut. Bahasa Yunani Perjanjian Baru adalah bahasa Yunani kuno, bukan bahasa Yunani yang digunakan di Yunani sekarang.
King James Version (KJV) adalah Alkitab yang pertama-tama diterjemahkan ke dalam bahasa inggris (1611), sehingga bahasanya masih bahasa inggris kuno. Keindahan bahasa ini membuat terjemahan itu elegan. Selain itu terjemahan ini dikenal akurat sesuai dengan kata-kata aslinya.
New International Version (1978) atau NIV diterbitkan untuk membantu pembaca modern lebih mengerti maksud dari ayat tersebut sesuai latar belakang penulisannya, sehingga kadang ada detail-detail minor yang tidak dimasukkan setelah melalui proses penyelidikan mendalam.
Banyak orang percaya yang sudah dari awal menggunakan KJV, sudah biasa menghafal dengan KJV, sehingga merasa terjemahan ini paling cocok untuk dirinya. Namun hal yang sama juga menimpa orang yang menggunakan terjemahan lain. Yang sudah biasa menggunakan dan menghafal NIV, tentu pun tidak biasa dengan terjemahan lain.
Apapun terjemahannya, bahkan bila kita mendengar orang membaca dalam versi yang tidak akrab sekalipun, Firman TUHAN tetap adalah Firman. Roh Kuduslah yang memberi pengertian.
Kita tidak bisa mengerti apapun tentang dosa dan keselamatan dalam Yesus Kristus, tanpa Roh Kudus yang terlebih dahulu mengubah hati kita. Sesudah pertobatan, Roh Kudus senantiasa bekerja dalam hati kita sementara mempelajari Alkitab, untuk makin menyucikan kita dalam perbuatan dan percakapan sehari-hari.
Jadi pengertian kita tentang doktrin-doktrin (pengajaran) Alkitab bukanlah karena kepintaran otak sendiri, tetapi karena pengertian yang diberikan oleh Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi ketiga dalam Allah TriTunggal. Setiap orang yang bertobat dan percaya pada Kristus sudah dimeteraikan dengan Roh Kudus saat itu juga, bahkan sebelum ia dibaptis. Sebab tidak seorangpun bisa menyebut Yesus itu Tuhan tanpa dimampukan oleh Roh Kudus di dalam dirinya (Roma 10:9; 1 Korintus 12:3).

Alkitab adalah dokumen paling bisa dipercaya yang telah bertahan sejak awal. Ada puluhan ribu dokumen kitab-kitab dalam Alkitab sejak abad pertama yang bisa kita bandingkan akurasinya dengan edisi Yunani yang ada saat ini. Berbagai penemuan arkeologis mengkonfirm hal ini. Penemuan the Dead Sea Scrolls pertengahan abad lalu juga mendukung akurasi Alkitab kita.

Alkitab adalah 66 kitab yang ditulis dalam jenjang waktu kira-kira 1500 BC (sebelum Masehi) hingga 100 AD (Masehi) oleh lebih dari 40 orang dengan berbagai latar belakang. Namun sepanjang waktu itu, di mana berbagai superpower dunia sudah berganti-ganti (Mesir, Babel, Asyur, Media/Persia, Yunani dan akhirnya Romawi), isi Alkitab tidak saling bertentangan satu sama lain.
Alkitab adalah satu-satunya buku di mana Tuhan sendiri menyatakan DIRINYA kepada manusia. Setiap kata di dalam Alkitab (bahasa aslinya) diinspirasikan oleh Tuhan sendiri (2 Timotius 3:16-17).
Alkitab adalah inerrant = free from error. Alkitab bisa kita percaya secara total sebab Alkitab adalah Firman Allah yang tidak memiliki error/kesalahan sama sekali. Hal ini bukan percaya buta, silakan membuktikannya sendiri seperti yang telah dilakukan oleh banyak scholars, arkeologis dan profesor berbagai bidang yang tadinya apatis terhadap kebenaran Alkitab, kemudian justru menemukan kebenarannya yang mengagumkan. Hanya TUHAN Allah yang mampu menjaga akurasi FirmanNya. Hanya Firman Allah Yang Hidup yang sanggup mengubah hidup orang sedemikian rupa.

Yesus disebut oleh Alkitab sebagai Firman itu sendiri. Tuhan Yesus Kristus adalah Sang Pencipta yang melaluiNya Allah menciptakan alam semesta ini.

Yohanes
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Kolose
1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.

Jadi terjemahan apapun yang kita gunakan, pilihlah sesuai kebutuhan Anda. Bila sanggup memiliki beberapa versi, lebih baik lagi. Kita bisa menggunakan berbagai terjemahan supaya lebih memperkaya pengertian kita terhadap doktrin dalam perikop-perikop yang sedang kita pelajari. Yang paling penting bukan terjemahan mana, yang paling penting Anda mempelajarinya.
Di bawah ini beberapa versi yang saya rekomendasikan Anda miliki:
NIV, NLT (New Living Translation) dan NASB (New American Standard Bible= terjemahan yang lebih kata per kata sesuai tradisi KJV). Serta satu terjemahan yang khusus hanya Perjanjian Baru saja: J.B. Phillips New Testament in Modern English (bisa memberi pengertian yang lebih ke arah hidup modern sekarang).
Terjemahan bahasa Indonesia juga bisa Anda andalkan, walaupun untuk homiletiks dan studi mendalam, saya sarankan Anda menyelidiki dengan berbagai versi bahasa inggris serta commentaries/tafsiran yang bisa terpercaya.
Tuhan Yesus berkata, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Matius 24:35; Markus 13:31; Lukas 21:33)

Selamat mempelajari Alkitab.

Tuesday, January 6, 2009

Apakah Doa Kita Bisa Mengubah Kehendak Allah?

Sama sekali tidak.
Sebab bila doa kita bisa mengubah kehendak Allah, maka bukan Allah lagi yang maha kuasa (sovereign) melainkan kita.
Kita berdoa bukan untuk mengubah kehendak Allah. Sekali lagi saya tekankan, doa kita tidak mengubah kehendak Allah. Allah adalah maha tahu, maha kuasa, maha kudus dan maha adil dari kekal sampai kekal. Allah berkuasa atas segala-galanya: atas waktu dan tempat dan setiap atom terkecil di alam semesta ini. Segala sesuatu ada di dalam tangan kuasaNya. Ini adalah atribut Allah yang kita sebut God’s sovereignty. God is sovereign. Allah berdaulat atas segala sesuatu dari kekal sampai kekal.

Bila Tuhan Allah maha kuasa sedemikian (sovereign over all things) bagaimana mungkin kita yang berdosa dan hidup dalam dosa ini bisa mempengaruhi Allah untuk mengubah kehendakNya?
Kalau doa kita bisa mengubah kehendak Allah, chaos akan terjadi. Bukan lagi Allah yang sovereign, melainkan kitalah yang berdaulat atas alam semesta ini. Sekali lagi, bila doa kita bisa sedikit sajapun mengubah kehendak Allah, maka kitalah yang berdaulat, bukan lagi Allah.
Jadi, untuk apa dong kita berdoa?
Kita berdoa karena Tuhan Yesus sajapun senantiasa berdoa. Doa adalah sarana yang dipakai Allah untuk menggenapi kehendakNya dalam dunia ini. Doa juga adalah untuk kepentingan kita, supaya kita dikuatkan dalam hidup bagi Dia di tengah dunia yang berdosa ini. Tuhan Yesus pagi-pagi benar sudah bercakap dengan BapaNya untuk menghadapi harinya yang sibuk. Tuhan Yesus juga bergumul dalam doa di taman Getsemani sebelum menjalani misinya yang finale ke kayu salib. Doa adalah sarana komunikasi kita dengan Tuhan. Musa turun dari gunung dengan wajah yang berkilau terang karena ia baru turun dari hadirat Allah. Masih banyak lagi alasan kenapa kita harus berdoa.
Jadi marilah kita senantiasa hidup dalam doa karena inilah perintah Allah bagi kita.

Filipi 4:6-7
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

1 Tesalonika 5:17
Tetaplah berdoa.